Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ads

Thermistor : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Prinsip Kerja

Pengertian Thermistor


Thermistor atau resistor termal adalah salah satu jenis resistor yang hambatan listriknya bervariasi dengan perubahan suhu. Meskipun semua tahanan resistor berfluktuasi sedikit dengan suhu, termistor sangat sensitif terhadap perubahan suhu.

Thermistor bertindak sebagai komponen pasif dalam suatu rangkaian. Thermistor adalah komponen yang cukup akurat, murah, dan kuat untuk mengukur suhu. Meskipun tidak bekerja dengan baik di suhu yang sangat panas atau dingin, namun Thermistor merupakan sensor pilihan untuk berbagai aplikasi dan ideal ketika pembacaan suhu yang akurat diperlukan. Simbol sirkuit untuk termistor ditunjukkan di bawah ini.


Simbol Thermistor
Simbol Thermistor


Fungsi dan Kegunaan Thermistor

Thermistor memiliki beragam aplikasi pada rangkaian elektronik. Thermistor banyak digunakan sebagai cara untuk mengukur suhu sebagai termistor termometer pada berbagai kondisi cair maupun udara ambien lingkungan. Beberapa fungsi dan keggunaan pada termistor yang paling umum meliputi:

1. Sebagai termometer digital (termostat)

2. Digunakan pada aplikasi otomotif (untuk mengukur temperatur oli dan cairan pendingin di mobil & truk)

3. Peralatan rumah tangga (seperti microwave, lemari es, dan oven)

4. Perlindungan sirkuit misalnya pada perlindungan lonjakan arus.

5. Baterai isi ulang, agar memastikan suhu baterai yang benar dipertahankan.

6. Untuk mengukur konduktivitas termal bahan listrik
Kompensasi suhu. Misalnya mempertahankan resistansi untuk mengkompensasi efek yang disebabkan oleh perubahan suhu di bagian lain dari rangkaian.

7. Digunakan pada sirkuit jembatan wheatstone.



Prnsip Kerja Thermistor


Prinsip kerja termistor dipengaruhi oleh resistansi yang bergantung pada perubahan suhu. Resistansi pada thermistor dapat diukur menggunakan ohmmeter. Jika hubungan yang tepat antara perubahan suhu terhadap pengaruh resistansi termistor, maka dengan mengukur resistansi thermistor sehingga dapat menurunkan suhu.

Seberapa besar perubahan resistansi tergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam thermistor. Hubungan antara suhu dan resistansi termistor tidak terjadi secara linier. Grafik termistor ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Prinsip kerja thermistor
Prinsip kerja thermistor

Jika termistor dengan grafik suhu di atas, maka dapat dengan mudah mensejajarkan resistansi yang diukur oleh ohmmeter dengan suhu yang ditunjukkan pada grafik. Dengan menggambar garis horizontal dari resistansi pada sumbu y, dan menggambar garis vertikal turun dari garis horizontal ini bersinggungan dengan grafik, maka dapat menurunkan suhu thermistor.



Jenis-Jenis Thermistor

Secara umum terdapat dua jenis thermistor yaitu :

1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor

Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika suhu menurun, resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan resistansi termistor NTC berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum dan sering digunakan.


2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor

Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika suhu meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu menurun, maka resistensi menurun.

Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC, namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa dengan fungsi sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil pemanasan resistif.


Konstruksi dan Karakteristik Thermistor


Terdapat berbagai bentuk dan ukuran termistor yang tersedia di pasaran. Termistor yang lebih kecil berbentuk beads dengan diameter mulai dari 0,15 milimeter hingga 1,5 milimeter. Termistor juga bisa dalam bentuk disk dan washer yang dibuat dengan menekan bahan termistor di bawah tekanan tinggi ke dalam bentuk silinder datar dengan diameter dari 3 milimeter hingga 25 milimeter.
Konstruksi dan Jenis Thermistor
Konstruksi dan Jenis Thermistor

Ukuran umum termistor adalah 0,125mm hingga 1,5 mm. Termistor yang tersedia secara komersial memiliki nilai nominal 1K, 2K, 10K, 20K, 100K, dll. Nilai ini menunjukkan nilai resistansi pada suhu 25C.

Termistor tersedia dalam model yang berbeda: tipe beds, tipe batang, tipe cakram, dll. Keuntungan utama dari termistor adalah ukurannya yang kecil dan biaya yang relatif rendah. Keuntungan ukuran ini berarti bahwa konstanta waktu dari termistor yang dioperasikan dalam selubung adalah kecil, meskipun pengurangan ukuran juga mengurangi kemampuan disipasi panasnya sehingga membuat efek pemanasan sendiri lebih besar. Efek ini secara permanen dapat merusak termistor.

Untuk mencegah hal tersebut, termistor harus dioperasikan pada level arus listrik yang rendah dibandingkan dengan termometer resistan yang menghasilkan sensitivitas pengukuran yang lebih rendah.





1 comment for "Thermistor : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Prinsip Kerja"