Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ads

Jenis-Jenis Plastik dan Kegunaannya

Plastik adalah material polymer yang memiliki kemampuan untuk dapat dibentuk dan dicetak. Plastik merupakan bahan yang paling banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi dan barang. Disadari atau tidak, hampir semua benda yang kita lihat dan bahkan kita gunakan sehari-hari seluruhnya atau sebagian terbuat dari bahan plastik, termasuk perangkat elektronik, komponen kendaraan, peralatan rumah tangga, kemasan makanan dan masih banyak lagi produk lainnya yang menggunakan bahan plastik.

Tidak semua plastik dibuat dengan karakteristik dan spesifikasi yang sama. Terdapat berbagai macam jenis plastik yang dibuat dengan tujuan dan keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya. Misalnya plastik pada wadah makanan harus memiliki kemampuan untuk tidak bereaksi dengan bahan makanan dan tentunya bahan yang digunakan berbeda dengan plastik yang digunakan untuk komponen elektronik. Oleh karena itu perlunya memahami jenis-jenis plastik beserta fungsinya agar dapat digunakan dengan tepat sesuai karakteristik dan sifat pada masing-masing plastik tersebut. Berikut ini merupakan jenis-jenis plastik beserta kegunaannya.

1. Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET)

Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET)
Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET)
Polyethylene Terephthalate adalah poliester aromatik (karena mengandung gugus karboksilat dan benzena) yang dibuat dalam reaksi antara etilen glikol dan asam Tereftalat atau dimetil ester dari asam Tereftalat.

Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET) Pertama kali diperkenalkan oleh J. Rex Whinfield dan James T. Dickson pada tahun 1940, plastik jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan secara luas. PET banyak digunakan dalam pengemasan makanan dan botol minuman karena kemampuannya untuk mencegah oksigen masuk dan bereaksi produk di dalamnya, selain itu juga membantu menjaga agar karbon dioksida dalam botol minuman berkarbonasi tidak keluar.

Meskipun PET paling mungkin untuk dilakukan proses daur ulang, namun jenis plastik ini mengandung senyawa antimoni trioksida, zat yang dianggap bersifat karsinogen dan berbahaya jika masuk kedalam tubuh. Semakin lama bahan makanan tertinggal dalam wadah PET, semakin besar potensi pelepasan senyawa antimoni, selain itu pengaruh suhu dapat mempengaruhi pelepasan senyawa antimoni.


2. High-Density Polyethylene (HDPE)

High-Density Polyethylene (HDPE)
High-Density Polyethylene (HDPE)
High-Density Polyethylene (HDPE) adalah plastik yang memiliki sifat lebih keras dengan titik leleh lebih tinggi dari plastik jenis LDPE dan dapat tenggelam dalam campuran alkohol-air.

High-Density Polyethylene (HDPE) pertama kali digunakan pada tahun 1953 oleh Karl Ziegler dan Erhard Holzkamp menggunakan katalis dan tekanan rendah untuk membuat polietilen dengan kepadatan tinggi. HDPE pertama kali digunakan untuk membuat pipa di saluran air dan gorong-gorong. Saat ini, jenis plastik HDPE ini banyak digunakan untuk berbagai macam produk.

Plastik HDPE Cukup istimewa dibandingkan dengan jenis plastik lainnya, karena memiliki rantai polimer lama yang hampir tidak bercabang dan membuatnya sangat padat, sehingga menghasilkan plastik yang lebih kuat dan lebih tebal dari plastik jenis PET. Plastik HDPE memiliki risiko yang sangat rendah untuk larut ke dalam makanan atau cairan, sehingga dapat digunakan untuk barang yang akan disimpan atau digunakan di luar ruangan, karena tidak mudah mengalami reaksi baik di suhu tinggi dan beku. Produk. Plastik HDPE umumnya digunakan pada botol susu, wadah yogurt, wadah produk pembersih, botol sampo, dan botol obat.

Tidak hanya dapat didaur ulang, HDPE memiliki karakteristik yang relatif lebih stabil dibandingkan jenis plastik PET. Oleh karena itu plastik HDPE dianggap sebagai pilihan jenis plastik yang lebih aman untuk pengemasan makanan dan minuman, meskipun  dalam beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat bahan kimia aditif yang meniru estrogen yang dapat mengganggu hormonal manusia saat terkena sinar ultraviolet.


3. Polyvinyl Chloride (PVC)

Polyvinyl Chloride (PVC)
Polyvinyl Chloride (PVC)
Polyvinyl Chloride (PVC) adalah jenis bahan plastik yang terbuat dari minyak dan garam. Dimana minyak dipecah untuk menghasilkan ethylene, dan garam diproses untuk menghasilkan chlorine. Kedua produk tersebut kemudian digabungkan untuk menghasilkan ethylene dichloride, yang kemudian diproses lebih lanjut untuk menghasilkan monomer vinyl chloride. Bahan tersebut kemudian dipolimerisasi untuk menghasilkan polivinyl chloride (PVC).

PVC memiliki sifat yang tidak stabil secara termal, sehingga stabilisator dan pelumas perlu ditambahkan dalam proses penggabungan. Umumnya PVC bersifat kaku atau sering disebut dengan PVC Unplastized atau PVC-U. Oleh karena itu PVC dibuat dengan tambahan bahan pelapis untuk menghasilkan sifat yang lebih fleksibel.

PVC adalah salah satu bahan sintetis tertua yang digunakan dalam produksi industri. PVC sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja dua kali, pertama pada tahun 1838 ditemukan oleh fisikawan Prancis Henri Victor Regnault dan kemudian dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1872 oleh ahli kimia Jerman Eugen Baumann.

PVC banyak digunakan dalam banyak produk disekitar kita seperti pipa ledeng, kartu kredit, ubin, plafon, dan lain sebagainya. Dalam hal toksisitas, PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya. PVC dapat melarutkan berbagai bahan kimia beracun seperti timbal, bisphenol A (BPA), ftalat, dioksin, merkuri, dan kadmium. Beberapa bahan kimia tersebut memrupakan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker dan juga mengganggu sistem hormonal manusia.


4. Low-Density Polyethylene (LDPE)

Low-Density Polyethylene (LDPE)
Low-Density Polyethylene (LDPE)
Polyethylene adalah jenis plastik yang paling banyak digunakan di dunia. Jenis plastik ini memiliki struktur kimia polimer plastik yang paling sederhana, sehingga relatif lebih mudah dan murah untuk diproses. LDPE adalah polymer dengan percabangan rantai yang signifikan termasuk rantai samping yang panjang sehingga membuatnya menjadi kurang padat dan kurang kristalin, sehingga LDPE umumnya lebih tipis dan lebih fleksibel.

LDPE banyak digunakan untuk kantong tas belanjaan, bungkus plastik, wadah penyimpanan makanan, penutup kawat dan kabel, buble wrap dan lain sebagainya. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa LDPE juga dapat menyebabkan efek hormonal pada manusia, namun plastik jenis LDPE dianggap lebih aman untuk penggunaan makanan dan minuman.


5. Polypropylene (PP)

Polypropylene (PP)
Polypropylene (PP)
Polypropylene adalah jenis plastik yang dibuat dengan mempolimerisasi Propylene. Polypropylene ditemukan pada tahun 1951 oleh J. Paul Hogan dan Robert L. Banks dari Phillips Petroleum Company. Pada saat itu, mereka hanya mencoba mengubah propylene menjadi bensin, tetapi malah menemukan proses katalitik baru untuk membuat plastik.

Polypropylene mempunyai sifat yang Lebih kaku dan lebih tahan panas, oleh karena itu PP banyak digunakan untuk botol minuman (Tupperware) dan wadah makanan panas. Kualitas kekuatan Polypropylene berada di antara LDPE dan HDPE. Polypropylene dianggap sebagai jenis plastik yang lebih aman untuk penggunan makanan dan minuman.


6. Polystyrene atau Styrofoam (PS)

Polystyrene atau Styrofoam (PS)
Polystyrene atau Styrofoam (PS)
Polystyrene (Styrofoam) dibentuk oleh molekul stirena. Ikatan rangkap antara bagian CH2 dan CH dari molekul tersebut disusun kembali untuk membentuk ikatan dengan molekul stirena yang berdekatan, sehingga menghasilkan Polystyrene.

Pada tahun 1839, apoteker Jerman Eduard Simon secara tidak sengaja menemukan Polystyrene saat menyiapkan obat. Dia mengisolasi zat dari resin alami dan tidak menyadari apa yang telah dia temukan. Butuh ahli kimia Jerman Hermann Staudinger untuk meneliti polimer tersebut dan mulai digunakan secara komersil.

Polystyrene atau sering kita kenal dengan Styrofoam biasa digunakan untuk wadah makanan, karton telur, gelas dan mangkok sekali pakai, bahan pengemas, dan isolasi. Polystyrene relatif murah dan mudah dibuat, oleh karena itu Polystyrene banyak digunakan dan mudah ditemukan di mana-mana.


7. Jenis Plastik Lainnya

Jenis plastik lainnya adalah untuk semua jenis plastik selain yang diidentifikasi dengan nomor 1-6 dan juga plastik yang dapat dilapisi atau dicampur dengan jenis plastik lain, seperti bioplastik. Jenis plastik yang termasuk dalam kelompok ini meliputi acrylyc, polycarbonate, polylactide, styrene, acrylonitrile butadiene, nylon dan fiberglass.




Referensi
https://www.rajras.in/
https://waste4change.com/blog/
https://www.qualitylogoproducts.com/
https://www.generalkinematics.com/

Post a Comment for "Jenis-Jenis Plastik dan Kegunaannya"